Cara-cara penyelesaian sengketa
Kelemahan cara litigasi
Merupakan
satu kekeliruan jika orang menganggap bahwa didalam masyarakat modern, hanya
pranata pengadilanlah satu-satunya cara penyelesaian sengketa. Diluar
pengadilan masih terdapat cara-cara penyelesaian sengketa lain, seperti ;
mediasi, arbitrase, dan konsiliasi. Ada masyarakat yang di dominasi oleh cara
nonlitigasi, seperti korea, dan jepang.
Peter lovenheim (1989) menuliskan bahwa :
“in
1850, Abraham lincoln made some notes for what historians thinks was a lecture
on law he intended to give to a group of fellow lawyers. We don’t know whether
lincoln ever gave that lecture, but his notes survive. This, in part, is what
he wrote:
Discourage
litigation. Persuade your neighbors to compromise when ever you can. Point out
to them how the nominal winner is ofen a real loser-in fes, expences, and waste
of time”
(pada
tahun 1850, Abraham lincoln membuat beberapa catatan tentang apa yang dipirikan
oleh para sejarawan merupakan suatu kuliah hukum yang ia tujukan untuk kelompok
sesama pengacara. Kita tidak tahu apakah Lincoln pernah menyajikan kuliah itu,
tetapi yang jelas cacatannya itu dapat diselamatkan. Ini adalah sebagian dari
apa yang ditulis oleh licoln:
Perkecillah
peran pengadilan, bujuklah para tetangga anda untuk berkrompomi sepanjang yang
dapat anda lakukan. Tunjukan pada mereka bagaimana orang yang hanya namanya
saja disebut pemenang, tetapi sering dikenyataannya lebih merupakan pihak yang
nyata-nyata kalah; yaitu kalah dalam biaya, pembayaran, dan pemborosan waktu)
Kalimat
yang dikemukakkan oleh lincoln tersebut kemudian menjadi sangat terkenal ketika
orang ingin menekankan bahwa cara penyelesaian pengadilan lebih banyak dampak
negatifnya ketimbang keuntungannya.
Sebagai satu bangsa, oarang amerika tidak
mengikuti saran lincoln spenuhnya. Orang amerika, digelari sebagai “masyarakat
yang litigatif”. Saat ini, mereka memiliki lebih banyak gugatan ke pengadilan
(lebih dari 15 juta pertahun), dibandingkan setiap negara lain didunia. Terhadap
konflik yang paling remeh pun, mereka senantiasa meneriakkan : “see you in
court” (kita akan bertemu dipengadilan).
Dari
1964 hingga 1984, angka perkapita gugatan-gugatan yang masuk ke oengadilan
meningkat hingga tiga kali lipat. Setiap tahun, 40.000 sarjana diterima dibar
(organisasi pengacara,). Seorang pengamat terkemuka menyatakan bahwa, “kita
meminta pengacara kita untuk menggugat, sebelum meminta lawan kita untuk
berbicara.” Bebrapa gugatan mungkin dipandang lucu, seandainya mereka tidak
serius memandangnya, contoh-contohnya : ketika sekelompok orang tua murid
menuntut dengan segala macam cara ke pengadilan federal atas suatu kesalahan
yang dilakukan oleh petugas didalam suatu permainan sepakbola di SMA, sesorang
yang mengguugat restoran hanya karena mentega dari makanan yang dipesannya
kurang dari dua ons penuh.
Banyak orang yang cepat-cepat mengajukan
gugatannya ke pengadilan, dengan cepat pula menemukan banyak ketidakefisienan
selama berada seharian di pengadilan; biaya hukum yang tinggi, bulanan atau
tahunan menunggu selesainya proese perkara, perasaan frustasi yang berkaitan
dengan sistem dimana para praktisi yang terlibat dipengadilan berbicara dengan
mengunakan istila-istilah bahasa yang tidak dimengerti (oleh oarang awam)
seperti: habeas corpus, corpus juris, dan res ipsa loquitor.
Terdapat ribuan klien di seluruh amerika
serikat dewasa ini, hakim agung howard ryan dari mahkamah agung llinois
mengakui:
“who
are shocked when they realize that they are going to have to wait not a year,
but two, three, four; or five years before they can hope to go to trial.”
(siapa
yang tidak merasa shock ketika mengalami kenyataan betapa mereka harus menunggu
setahun, bahkan dua, tiga, empat atau lima tahun sebelum perkara mereka
mendapat putusan yang final.)
Keadaan
dimana lincoln masih sama dengan keadaan sekarang; anda mungkin “menang” dalam
gugatan yang ada ajukan ke pengadilan, tetapi sebenarnya anda kalah dalam hal
biaya, kekecewaan, dan pemborosan waktu. Penelitian menunjukkan bahwa
kasus-kasus gugatan terbanyak diajukan ke pengadilan adalah kasus yang
tuntuannya dibawah $10.000; dimana untuk gugatan semacam itu, biaya yang harus
dikeluarkan oleh para pihak untuk membayar pengacara yang mengenakan tarif per
jam, ternyata umumnya sama atau bahkan tidak jarang melebihi jumlah
“kemenangan” para pihak itu.
Seperti yang diucapkan oleh filsuf perancis,
Voltaire:
“i was ruined but twice, once when i won a
lawsuit and once when i lost one”
“saya mengalami kegagalan dua kali, sekali
ketika saya memenangkan gugatan di pengadilan dan sekali lagi ketika saya
memang kalah dalam perkara saya di pengadilan”
Banyak orang yang menggunakan terlalu banyak
persetujuan dan terlalu banyak dollar dikeluarkan melalui pengadilan-pengadilan
mungkin setuju dengan apa yang telah dikatakan oleh Haakim Learned Land di
dalam suatu pidatonya di new york bar association pada tahun 1926:
“as
a litigatnt, i should dread a lawsuit beyond almost anything else short of
sickness and death.”
(sebagai
seorang aparat pengadilan, selain penyakit dan kematian, maka saya jauh lebih
menakuti suatu gugatan pengadilan daripada apa saja)
Hal
lain yang juga penting adalah jika anda berpikir sedikit realistis, maka berani
itu merupakan alasan untuk kecewa terhadap pengadilan. Sebaliknay abanyak orang
awam yang menganggap sistem hukum kita tidak didesain untuk memcahkan problem
orang banyak. Tujuannya terlalu tinggi, dan lebih abstrak: dalam menemukan
kebenaran. Seperti yang dapat dikatakan oleh setiap mahasiswa baru fakultas hukum, “dari perselisiahan
antara-pengacara, kebenaran akan muncul”.
Kadang-kadang ia bekerja. Setelah pleadings
berlangsung, interogasi, examinations, deposisi, kesaksian, pembuktian dan
pertimbangan yang mendalam oleh para juri, maka kebenaran mungkin mengetahui
mana yang :”bersalah’ atau “tidak bersalah”. Yang “wanprestasi” atau “tidak
wanprestasi’, dan yang “pelanggaran terhadap hukum yang mengikat’ atau “bukan
pelanggaran hukum yang mengikat’.
Teteapi penemuan kebenaran dan pemecahan
problem tidak selalu sama. Ketika anad mempunyai persengketaan dengan
seseorang, anda tidak menginginkan kebenaran. Apa yang anda inginkan adalah
pemecahan problem yang cepat, adil, dan biaya murah.
Jika persengketaan anda dengan seseorang
yang anda butuhkan atau inginkan mempunyai hubungan jangka panjang dengan anda
(sebgai contoh: seorang langganan, seorang tetangga, anggota keluarga atau
teman,) maka ketika seorang hakim menemukan dari kesalahan (fault or
guilt)-belum lagi semua keadaan yang buruk yang anda inginkan dibuktikan oleh
pengacara anda-dengan mudah dapat menghancurkan hubungan baik.
Orang
cina mengatakan;
“a
lawsuit breeds ten years of hated.”
(suatu
gugatan ke pengadilan memelihara sepuluh tahun kebencian.)
Karakteristik Negosiasi
Apa yang dimaksud negosiasi, antara lain dikemukakan oleh Profesor Gary Goodpaster (1993: 5):
"Negotiating is the process of working to come to an agreement with other parties, an interaction and communication process as dynamic and variead, and as subtle and nuanced, as humans themselves ar or can be."
selanjutnya Gary Goodpaster (1993: 5): menjelaskan kapan berlangsungnya proses negiosiasi itu. orang bernegosiasi dalam situasi yang tak terhitung jumlahnya dimana mereka membutuhkan atau menginginkan sesuatu yang dapat diberikan ataupun ditahan oleh orang/pihak lain, bila mereka menginginkan untuk memperoleh kerja sama, bantuan, atau persetujuan orang lain, atau ingin menyelesaikan atau mengurangi persengketaan atau perselisihan. situasi demikian ini meliputi upaya kerja sama yang sederhana penuh persahabatan dengan yang berjarak dekat, bahkan mungkin merupakan transaksi bisnis yang saling menguntungkan, hingga persaingan yang bermusuhan, dan bahkan dalam hal-hal sulit dalam perselisihan yang hebat dan kelihatannya tak mungkin dapat ditelusuri antara pihak-pihak yang sangat ekstrem bermusuhan. negosiasi demikian ini dapat melibatkan dua orang saja, satu lawan satu, atau banyak pihak, dan aliansi dan koalisi yang bergerak. negosiasi ini juga dapat melibatkan permasalahan tunggal ataupun banyak, berlaku satu kali, berulang-ulang atau terus-menerus.
Komentar
Posting Komentar